Wednesday, August 13, 2014

KERUSAKAN OTAK AKIBAT PORNOGRAFI MIRIP MOBIL RINGSEK AKIBAT BENTURAN KERAS

KERUSAKAN OTAK AKIBAT
PORNOGRAFI MIRIP MOBIL
RINGSEK AKIBAT BENTURAN KERAS

Kerusakan otak akibat
pengaruh pornografi di mesin Magnetic Resonance Imaging
(MRI), hasilnya sama dengan
kerusakan pada mobil saat
tabrakan keras. Demikian
penjelasan Elly Risman,
psikolog dari Yayasan Kita dan Buah hati Jakarta.
Menurut Elly Risman, Pree
Frontal Cortex (PFC) akan
rusak ketika anak melihat
pornografi. Padahal PFC
adalah pusat nilai, moral, tempat di mana
merencanakan masa depan,
tempat mengatur manajemen
diri. Bagian otak alis kanan
atas inilah yang menentukan
jadi apa seorang anak nantinya. Karena itulah PFC
juga disebut direktur yang
mengarahkan kita.
“Nah pada saat anak kecil
dan melihat pornografi si
direkturnya belum bisa melarangnya karena belum
matang, maka orangtuanya
lah yang harus menjadi
direktur bagi si anak, tapi
mengapa sekarang orangtua
malah memberikan anak gadget, HP, dan akses internet secara bebas?”ucap
Elly Risman dalam acara seminar parenting
bertema “Tantangan
Mendidik Anak di Era Digital”
yang diselenggarakan SD
Integal Luqman Al Hakim Surabaya belum lama ini.
“Setelah melihat pornografi,
maka gambar visual
pornografi itu akan dikirim ke
otak bagian belakang, disebut
juga respondent. Karena respondent ini belum
berfungsi maka anak akan
kaget,” ujar Elly.
Jika respondent tersenggol
maka dia akan mengeluarkan
hormon yang namanya dopamin. Dopamin itu akan
mengeluarkan zat yang akan
membuat anak merasa
senang, nikmat,bahagia, dan
membuat anak kecanduan,
ungkapkanya. Karena itu, menurutnya candu pornografi itu membuat orang
menjadi dissensitifisasi.
Gambar porno yang sudah
dilihat tidak akan dilihat ulang karena sudah
tidak berpengaruh lagi, yang ingin
dilihat lagi adalah gambar porno yang lebih dari gambar
sebelumnya, karena rasa
senstifnya hilang.
Oleh karena itu para pencandu pornografi akan
selalu meningkat candunya seperti menaiki tangga,
ia ingin lebih,lebih dan lebih lagi. “Ketika anak melihat satu kali
pornografi maka dia ingin
dua, tiga, empat kali lagi,”
ujar Elly Risman. Ketika
gambar pornografi sering
melewati PFC, maka bagian yang menyimpan moral dan
nilai, membuat perencanaan
hidup ini, akan menciut,
mengecil dan akibatnya dorongan seks akan tidak
terkendali , karena mata tidak bisa ditahan, otak
menjadi rusak dan ketagihan seks.
“Proses melihat pornografi
dengan bersetubuh sama, jadi anak yang melihat
pornografi mereka bersetubuh dengan
gambar –gambar,” ujar Ibu
yang pernah mengikuti pelatihan parenting di USA ini.
Menurutnya selain hormon
dopamin yang berproduksi
hormon norepinephrine juga
akan keluar. Hormon
norepinephrine berfungsi sebagai pembeku memori
kenangan yang detail.
Seperti seorang istri dengan
bagian-bagian-bagian tertentu suaminya, begitu
pun
sebaliknya. Hormon norepinephrine biasanya
keluar setelah bersetubuh.
Selain norepinephrine, otak
juga akan mengeluarkan
hormon oksitoksin. Ini adalah
adalah hormon mawadah wa rahmah. Hormon yang
mengikat antara suami dan
istri. Tapi jika anak yang
bersetubuh dengan gambar
maka hormon ini akan
mengikat anak tersebut dengan gambar porno yang
telah dilihatnya. Makan anak
dan orang dewasa yang sudah candu pornografi
maka susah menyapihnya.
”Nah setelah mencapai
klimaks, maka akan keluar hormon serotonin, hormon ini
yang membuat relax dari
ujung rambut sampai ujung
kaki,” ujarnya. Karena itu, ia berharap pada
orangtua menjaga anak-anak
agar otak mereka tidak rusak sebelum kesiapan peran
seksual yang telah diciptakan
Allah Subhanahu Wata’ala untuk mereka telah siap
dan
halal. Menurutnya, begitulah
jahatnya bisnis pornografi menjadikan anak sebagai
sasaran tembak empuk, karena mereka ingin anak
itu
rusak dan menjadi pelanggan pornografi seumur
hidup.
Aktivitas Pacaran Selain pornografi yang mengaktifkan hormon seksual, termasuk di
dalamnya adalah
aktivitas pacaran. Karena itu, ia sangat
menyayangkan film-film remaja saat ini begitu
vulgar mengajak anak untuk
berpacaran dan berhubungan seks secara bebas. Karena itu, kewaspadaan orangtua
terhadap serangan pornografi
sangat di harapkan.
”Jangan hanya mengaharap kepada sekolah yang
mengajari nilai-nilai agama pada anak, namun
orangtua harus berperan aktif membangun moral agama pada diri anaknya
sendiri, ”
ucapnya. Kembalikan peran Ibu dan Ayah pada
tempatnya. Dan
para orangtua harus lebih dulu hadir dalam
kehidupan anaknya, bukan mereka yang punya kepentingan
bisnis
pornografi yang hadir dalam kehidupan anak-
anaknya.
Sebab anak-anak yang jiwanya selalu merasa
sendiri, booring, stress, dan lelah akan sangat gampang dimasuki oleh industri pornografi.
Sumber copas di salah satu group fb

5 comments:

Popular Posts