dumay blog r PROFESOR Benedict Anderson, guru besar emeritus pada Cornell University di Ithaca, Amerika Serikat,
yang dikenal dengan penulis Cornell Paper atau
Makalah Cornell pernah berucap, rezim militerisme
Orde Baru dibangun atas tumpukan mayat orang
komunis di Indonesia, pada 1965-1966. Pada periode awal pembunuhan itu, jumlah korban
tewas mencapai sekira 1 juta orang, dengan perincian
800.000 korban di Jawa, dan 100.000 korban di
Bali dan Sumatera. Namun ada juga yang mengatakan
jumlahnya mencapai 2 juta orang. Merujuk pada jumlah korban, ungkapan itu dirasa tidak
berlebihan. Bahkan, gelombang pembantaian massal
terhadap orang komunis dan yang dikomuniskan masih
terjadi pada periode awal berdirinya Orba, tahun
1967-1968. Peristiwa itu dikenal dengan
pembunuhan massal di Purwodadi. Korban tewas dalam peristiwa ini mencapai sekira 100.000 orang
lebih. Pembunuhan dilakukan oleh Kodim Purwodadi atas
perintah Kodam Diponegoro, dengan sandi Operasi
Kikis I pada periode 4 Juli–Desember 1967, dan
Kikis II pada periode 27 Juni–7 Juli 1968. Dalam dua
gelombang operasi itu, ribuan orang ditangkap dan
disekap dibeberapa kamp penahanan yang tersebar di wilayah kabupaten Grobogan. Pembersihan terhadap kaum komunis di awal
berdirinya Orde Baru, kembali dilanjutkan di Timor
Timur, pada 17 Juli 1976 sampai 19 Oktober 1999.
Provinsi Indonesia ke-27 itu, dibangun atas tumpukan
mayat orang Timor. Pembantaian itu dilakukan dengan sandi Operasi
Seroja, pada 7 Desember 1975. Tujuan operasi itu,
adalah untuk menarik Timor Timur ke pangkuan ibu
pertiwi dari tangan Fretilin yang berpaham komunis
atas desakan Amerika Serikat dan Australia, serta
sejumlah rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan republik. Selama 24 tahun pendudukan Indonesia di Timor
Timur, tercatat sekira 200.000 orang meninggal
dunia. Sebanyak 60.000 orang dinyatakan tewas di
tangan Fretilin, menurut laporan resmi PBB. Sisanya
di tangan tentara republik. Peristiwa dramatis terjadi ketika pasukan Indonesia
mendarat di Timor Leste, pada 7 Desember 1975.
Fretilin dengan ribuan rakyat Timor mengungsi ke
daerah pegunungan untuk melawan tentara Indonesia.
Lebih dari 200.000 orang penduduk yang ikut
longmarch dengan Fretilin, tewas terkena serangan bom udara militer Indonesia. Namun ada juga yang
kelaparan dan sakit. Seperti diketahui, pada 20 Mei 2002, Timor Timur
kemudian menjadi negara merdeka. Peristiwa ini
disusul dan ditandai dengan diakuinya secara
internasional negara Republik Demokratik Timor
Leste oleh PBB. Sejak itu, pemerintah Timor Leste
berusaha memutuskan segala hubungan dengan pemerintah Indonesia. Bahkan mereka mengadopsi
Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi. Setelah pembersihan kaum komunis, sasaran
pembantaian mulai bergeser kepada kaum bromocorah
atau Gabungan Anak Liar (Gali) alias preman, pada
periode awal 1980-1985. Operasi pembantaian ini
diberi sandi Operasi Celurit dan Penembak Misterius
(Petrus). Peristiwa ini, pertama kali dilangsungkan di
Yogyakarta, dan menyebar ke kota-kota besar
lainnya. Total korban Petrus, tercatat sekira
10.000 orang. Pada tahun 1983 tercatat ada sekira
532 orang yang tewas akibat Petrus. Pada 1984,
korban tewas menurun menjadi 107 orang, dan pada 1985, menjadi 74 orang. Usai membersihkan Gali, pembunuhan dilanjutkan
dengan memburu para sekutu awal militerisme
Soeharto. Sekutu Orde Baru ini, adalah salah satu
kelompok yang membantu tentara dalam menumpas
dan membersihkan kaum komunis, pada 1965-1966,
dan 1967-1968. Mereka adalah kaum Muslim radikal. Pembunuhan terhadap kaum putih itu, dimulai pada 12
September 1984. Peristiwa ini dikenal dengan
tragedi Tanjung Priok. Ratusan orang jamaah Mushala
as-Sa’adah tewas dibantai oleh tentara. Peristiwa ini
dipicu oleh provokasi dua orang oknum petugas
Koramil yang masuk ke dalam musala tanpa melepas alas sepatu. Pembunuhan terhadap kaum putih berlanjut, di Desa
Way Jepara, Lampung, pada 1989. Ratusan tentara
dari Korem Garuda Hitam 043 Lampung, menyerbu
Desa Way Jepara, saat warga tengah tertidur lelap.
Mereka menembak secara sporadis, dan membakar
rumah warga yang sedang tertidur. Penyerbuan tentara ini, dilakukan menyusul dugaan
adanya kelompok pengajian yang ingin mengganti
Pancasila dengan asas Islam. Serta, tewasnya
Danramil Way Jepara usai mendatangi kompleks
pengajian itu. Ratusan warga meninggal dalam aksi
penyerangan tersebut. Namun pemerintah mengatakan, korban tewas sekira 29 orang. Akhir 1980, sasaran pembantaian banyak diarahkan
kepada kelompok-kelompok yang anggap
berseberangan dengan pemerintah. Seperti yang
terjadi di Aceh misalnya. Sejak diberlakukan Daerah
Operasi Militer (DOM), pada 1989-1998, tercatat
ribuan warga tewas, dan ratusan lainnya hilang diculik. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan
Kekerasan Aceh melaporkan, sebanyak 1.258 orang
tewas dalam operasi itu. Sementara 550 orang
lainnya, dinyatakan hilang dan belum kembali. Diduga,
mereka yang hilang sudah tewas dibunuh. Memasuki tahun 1990-an, sasaran pembunuhan lebih
kepada kelompok kecil yang dianggap berbahaya.
Kelompok ini, banyak terdiri dari kaum intelektual,
aktivis buruh, mahasiswa, dan pemuda. Hal itu terjadi
seiring dengan geliat gerakan massa yang sedang
tumbuh dan membawa ekses negatif terhadap rezim. Tercatat pada 1985, ada sekira 78 pemogokan
buruh, 73 pemogokan pada 1986, 37 pemogokan
pada 1987, 38 pemogokan pada 1988, dan 17
pemogokan pada 1989. Aksi pemogokan meningkat,
pada periode 1990. Tercatat 61 pemogokan terjadi
pada 1990, 100 pemogokan pada 1991, 251 pemogokan pada 1992, 300 pemogokan pada 1993,
dan 1.030 pemogokan pada 1994. Penculikan aktivis buruh dimulai, pada 1993. Seorang
aktivis buruh PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong
Sidoarjo, Jawa Timur, diculik dan dibunuh. Buruh
perempuan itu bernama Marsinah (24). Kematiannya,
telah menimbulkan amarah dan semangat perjuangan
bagi kaum buruh dan aktivis pro demokrasi lainnya. Selain menimpa aktivis buruh, kekerasan hingga
menyebabkan korban tewas juga menimpa Fuad
Muhammad Syafrudin alias Udin, wartawan Harian
Bernas di Yogyakarta. Dia dianiaya di kontrakannya,
pada 13 Agustus 1996, dan menghembuskan nafas
terakhir pada 16 Agustus 1996. Penganiayaan Udin, diduga erat berkaitan dengan tulisan-tulisannya di
media massa. Di tahun yang sama, tentara menyerbu masuk ke
dalam kampus, dan menembak mahasiswa dengan
peluru tajam. Peristiwa itu disebut dengan April
Makassar Berdarah atau dikenal dengan Amarah,
terjadi pada 24 April 1996. Untuk pertama kali,
tentara membawa masuk tiga unit panser ke dalam kampus UMI. Dalam peristiwa itu, tiga aktivis mahasiswa
dinyatakan tewas. Terdiri dari mahasiswa Fakultas
Ekonomi Andi Sultan Iskandar, mahasiswa Fakultas
Teknik Syaiful Bya, dan aktivis mahasiswa UMI Tasrif. Puncak kejadian politik di tahun ini adalah meletusnya
peristiwa 27 Juli 1996 atau biasa disebut Kudatuli.
Peristiwa ini ditandai dengan diserbunya kantor DPP
Partai Demokrasi Indonesia, di Jalan Diponegoro 58,
Jakarta Pusat, yang dikuasai pendukung Megawati
Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi
(Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan), yang
dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.
Penyerangan itu menimbulkan kerusuhan di Jalan
Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa
kendaraan dan gedung dibakar massa. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
mencatat, lima orang meninggal dunia, 149 orang
(sipil maupun aparat) luka-luka, dan 136 orang
ditahan. Dokumen akhir Komnas HAM menyebut,
Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono
memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya. Dalam kerusuhan itu, pemerintah menuding aktivis
Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai penggerak
kerusuhan. Para aktivis dan simpatisan PRD pun mulai
diburu pasca peristiwa itu. Mereka diculik, dan
dijebloskan ke penjara. Di antara aktivis PRD yang
diduga terlibat dalam peristiwa itu dan mendapat hukuman berat adalah Budiman Sudjatmiko. Usai peristiwa itu, penculikan terhadap aktivis terus
dilakukan. Tercatat sebanyak 13 orang aktivis diculik
oleh militer. Mereka adalah Yanni Afri, Sonny, Herman
Hendrawan, Dedy Umar, Noval Alkatiri, Ismail, Suyat,
Ucok Munandar Siahaan, Petrus Bima Anugerah, Widji
Tukul, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser. Pasukan Kopassus dari tim mawar dianggap
bertanggung jawab atas peristiwa penculikan ini. Dari
24 orang yang diculik, ada sembilan yang berhasil
bebas. Mereka adalah Aan Rusdiyanto, Andi Arief,
Desmon J Mahesa, Faisol Reza, Haryanto Taslam,
Mugiyanto, Nezar Patria, Pius Lustrilanang dan Raharja Waluya Jati. Sementara satu orang lagi, Leonardus Nugroho
(Gilang) yang sempat dinyatakan hilang, tiga hari
kemudian ditemukan tewas di Magetan dengan luka
tembak di kepala. Tidak sampai di situ, kasus pembunuhan yang
melibatkan pejabat negara terus berlangsung di
periode sebelum dan sesudah reformasi 1998. Munir,
pegiat HAM diracun saat akan melanjutkan study S2
di Univeritas Utrecht, Belanda. Diduga, dia sengaja
dibunuh karena kasus-kasus pelanggaran HAM yang sedang ditanganinya. (san) sumber (sindonews.com)
dumay blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Daftar Channel TV Parabola yang pasti akan menyiarkan Piala Dunia 2014 secara gratis/diacak biss... *BBTV7 (20 Match dari 64 Match) Terma...
-
Askum . , kali ini aku akan sha biskey thaicom5 c band. Tentu sudah pada tau dong letak satelit milik thailand ini, satelit ini banyak d b...
-
kabar gembira bagi pengguna tv parabola / satelit,, karena banyak sekali tv satelit yg akan menyiarka piala dunia brazil secara gratis , wal...
-
dumay blog oke kali ini aku akan share chanel tv yg akan menyiakan piala dunia di brazil 2014, kalo kamu penggila bola pasti piala dunia ad...
-
cara mencari chanel tv satelit luar negri untuk menonton piala dunia brazil 2014 aslmkm wr wb...... Sahabay dumay blog apa kabarnya ni...
-
okeyyy dari pada blog kosong g ada postingan tak isi postingan ini biar tidak lupa ,,,, kali ini dumay blog akan share cara menambah masa a...
-
ni aku copaskan dari salah satu grup fb JADWAL FIFA WORLD CUP BRAZIL 2014 ============================== ====== PENYISIHAN GROUP ====...
-
dumay blog CARA MENCARI BISS KEY DENGAN CSA RAINBOW CSA Rainbow Table merupakan aplikasi brute biss key yang diciptakan oleh colibri ...
-
dumay blog Jadwal FIFA Wolrd Cup 2014 Grup A : 13 Juni 2014 | 03:00 WIB Brazil vs Kroasia (Live RTTL) 13 Juni 2014 | 23:00 WIB Meksik...
-
ok ok Ok sobat aku mau share ni apk yg wajib sobat punya, Bagi sobat yg hobi foto sobat wajib punya apk ini namanya beauty plus camera, a...
Hello from Italy I'm an italian photographer keen about photobooks. Could you, please, help me to find a book: “KILAS BALIK REFORMASI published by Galeri Foto Jurnalistic Antara, Jakarta, 2008 Please, let me know. I can pay using Paypal o send the money to your bank account All the best Piero
ReplyDeletepierocavagna@gmail.com